"Kita bawa ke Bank Mandiri terdekat untuk dihitung bersama. Apakah ada yang berkurang atau tidak," ujar Wakil Kapolda Jatim, Brigjend Suprojo Wirjo Sumardjo di tempat kejadian, Kamis (9/1/2014).
Ledakan berdaya rendah itu memang menghancurkan bilik mesin ATM Mandiri. Namun, kotak uang di dalam mesin tetap utuh dan tak ada indikasi uang dicuri.
Suprojo enggan menjelaskan apakah hal itu bentuk dari terorisme atau murni percobaan perampokan. "Ledakan low explosive ini sudah masuk teror, tapi apakah bagian dari jaringan terorisme masih kita dalami," ucapnya.
Suprojo mengimbau masyarakat yang mengetahui peristiwa ledakan itu untuk melapor ke polisi. Tujuannya, membantu petugas mendalami peristiwa tersebut.
Ia juga berharap masyarakat untuk lebih peka. Bagi pemilik kontrakan, jika ada penghuni kontrakan yang punya aktivitas tertutup, jarang bersosialisasi, dan gelagat mencurigakan lain, diharap segera melaporkan ke polisi.
"Kalau ada yang mencurigakan, segara laporkan ke kami. Biar petugas yang langsung mengidentifikasi," tandas Suprojo.
Kepolisian sendiri telah menghentikan olah tempat kejadian perkara. Sejumlah bukti sudah ditemukan dan kini masih didalami lebih lanjut.
Tim Laboratorium Forensik menemukan chasing berukuran 10 x 15 x 25 centimeter. Chasing itu berfungsi sebagai kontainer atau tempat material bom. Ditemukan juga sejumlah potongan besi berukurang 10 milimeter, 12 milimeter dengan panjang 3-5 centimeter sebagai isian kontainer.
"Jadi semacam bom yang dirangkai dengan potongan besi sebagai isinya," tutur Suprojo.
Ia menambahkan, jelaga atau serbuk ledakan diketahui mengandung unsur belerang dan florat. Berbagai rangkaian itu menghasilkan ledakan low eksplosive.
Mesin ATM itu meledak Kamis sekitar pukul 02.15. (Mut/Yus)
