Rabu, 29 Januari 2014

Milikilah Malu, Jangan Malu-maluin

,


Manusia adalah ciptaan Tuhan paling mulia dan sempurna. Karena selain bentuk tubuh yang bagus, ia pun dianugerahi Allah Ta'ala dengan kemampuan berpikir melalui akal. Dengan akalnya itulah, manusia dapat mempertahankan predikat kemuliaan dan kesucian fitrahnya. Tanpa memanfaatkan akal yang sehat, manusia akan jatuh ke jurang kehinaan.




Salah satu ciri utama fitrah manusia adalah adanya rasa malu. Bila rasa malu hilang, maka manusia cenderung memperturutkan hawa nafsunya dan mengabaikan petunjuk akal dan nuraninya.

Makna malu dalam bahasa yang sederhana adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan untuk melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Dalam kitab 'Adabun Nabi', disebutkan bahwa kata 'al-hayaa' (yang artinya malu) memiliki hubungan yang erat dengan kata 'al-hayaat' yang berarti kehidupan, karena kata tersebut mengandung makna, perasaan sedih dan perubahan jiwa yang dapat menyedot segala kekuatan lahir dan bathin, mencoreng kehormatan diri, dan mengurangi harkat nilai kehidupan manusia.


Quote:Sifat malu ini harus ada dalam diri seorang muslim. Sebab rasa malu tak lain merupakan refleksi keimanan, ia bagai perisai yang dapat mencegah seorang dari berbuat kemungkaran dan kemaksiatan. Karena itu, mulia atau hinanya seseorang dapat diukur dari rasa malu yang dimilikinya. Malu tak dapat dipisahkan dari keimanan, keduanya selalu hadir bersama-sama. Maka semakin kuat iman seseorang, semakin tebal pula rasa malunya, begitu pula sebaliknya.

Rasululllah saw bersabda, “Rasa malu adalah salah satu dari cabang iman". (Muttafaq 'alaih)
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda: "Jika engkau tidak punya rasa malu lagi, maka berbuatlah sesukamu". (HR Bukhari)


Quote:Rasulullah saw pada hadis tadi mengingatkan bahwa apabila seseorang tidak lagi mempunyai rasa malu maka ia akan kehilangan kontrol atas segala tingkah lakunya. Dia menjadi lepas kendali dan merasa bebas melakukan apa saja tanpa harus mempertimbangkan halal atau haram, baik atau buruk perbuatannya. Segala macam cara ia halalkan demi mencapai tujuan dan memuaskan hawa nafsunya belaka.

Dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat, kita dapat merasakan kebenaran sabda Rasululullah saw di atas. Betapa kita telah terbiasa melihat seorang yang mengaku muslim melanggar nilai dan ajaran agama tanpa merasa risih sedikitpun. Bahkan sesuatu yang rasanya mustahil terjadi menurut ukuran minimal iman sekalipun sudah banyak kita saksikan dalam kehidupan masyarakat.


Benar, bila budaya malu tidak lagi tegak dalam suatu masyarakat maka itu adalah awal kehancuran dan kebinasaannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw menggambarkan betapa rasa malu harus dibudayakan demi keselamatan sebuah bangsa.

"Jika Allah ingin menghancurkan suatu kaum, maka dicabutlah dari mereka rasa malu. Bila rasa malu telah hilang maka yang timbul adalah sikap keras hati. Bila sikap keras hati itu membudaya, maka Allah akan mencabut dari mereka sikap amanah dan tanggung jawab. Bila sikap amanah telah lenyap maka yang muncul adalah para pengkhianat. Bila para pengkhianat sudah merajalela maka Allah akan mengangkat rahmat-Nya dari mereka. Bila rahmat Allah telah sirna maka akan tampillah manusia-manusia terkutuk. Bila manusia-manusia laknat itu telah berkuasa maka akan tercabutlah dari kehidupan mereka tali-tali Islam". (HR Ibnu Majah).


Quote:Sifat malu ini dapat dibagi ke dalam tiga bagian hal yang saling berkaitan. Pertama; Malu kepada Allah swt; kedua, malu kepada diri sendiri; dan yang ketiga, malu kepada orang lain.

Seorang mukmin sejati akan malu kepada Allah swt apabila ia tidak mengerjakan perintahNya serta tidak menjauhi laranganNya. Orang yang betul-betul malu kepada Allah pasti akan malu kepada dirinya sendiri. Ia malu melakukan maksiat sekalipun berada di tempat dimana tak seorang pun yang melihat dan mendengarnya. Setelah malu pada dirinya sendiri ia pun akan malu melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Nah, jika rasa malu seperti ini tidak dimiliki maka pasti perilakunya akan memalukan alias ‘malu-maluin’.
Semoga kita masih memiliki rasa malu itu.



http://www.kaskus.co.id/thread/52e9c7e70e8b46416600007f/milikilah-malu-jangan-malu-maluin/ | malesboy.blogspot.com |

0 komentar to “Milikilah Malu, Jangan Malu-maluin”

Posting Komentar