Minggu, 26 Januari 2014

Setelah 'Isih Penak Zamanku' Muncul 'Tak Tinggal Kok Malah Rekoso'

,



 

6 tahun setelah Soeharto wafat, berbagai ungkapan kerinduan terhadap sosok Presiden RI kedua itu bermunculan. Foto-foto Soeharto dengan berbagai ungkapan nyeleneh terpampang di kaos-kaos, spanduk, bak truk terbuka, hingga beredar bebas di jagat maya.

Ungkapan yang sudah sering muncul adalah, 'piye kabare? isih penak zamanku to?'. Kalau diartikan dalam bahasa Indonesia, artinya kurang lebih 'bagaimana kabarnya? masih enak zamanku kan?'

Kalimat ini sudah sering muncul di berbagai kaos, spanduk, sampai bak truk, bersama foto Pak Harto sedang tersenyum sembari melambaikan tangan. Senyum tulus The Smilling General ternyata masih terkenang hati pecintanya, terlepas dari kontroversi soal kasus korupsi di akhir hayatnya.

Namun kini mulai muncul kalimat lain yang tak kalah nyeleneh. Kaos-kaos ini dijual di lokasi pemakaman Soeharto.





"Tak tinggal kok malah rekoso" demikian kalimat yang terpampang di kaos berbagai warna yang dijual di areal makam Pak Harto di Astana Giribangun. Dalam bahasa Indonesia, artinya 'saya tinggal kok malah menderita'

Detikcom berkesempatan berziarah ke Astana Giribangun yang berada di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, ini pada Minggu (26/1/2014).

Kaos ini semakin terlihat nyeleneh arena di atas tulisan berhuruf hitam itu terpampang foto Pak Harto memegang kepala dengan ekspresi pusing tujuh keliling. Seolah Pak Harto ikut merasakan pusingnya masyarakat saat ini. Tapi bagaimana memaknai pesan dalam kaos ini tentu sangat bergantung pada bagaimana penilaian anda terhadap sosok Pak Harto.

Harga kaos ini pun tak mahal, dijual sekitar Rp 40 ribu setiap potongnya. Tak ada diskon untuk pembelian kelipatannya. Tapi melihat kaos ini bisa membuat setiap orang tertawa.

Di kios yang berada di areal parkir atas Astana Giribangun ini juga dijual berbagai macam pernak-pernik khas Soeharto. Ada jam, hiasan dinding, dan pernak-pernik berhias foto Pak Harto dan Ibu Tien.

Kios ini juga menjual foto Jenderal Soeharto dengan seragam militer, di era kejayaannya dulu, bersanding dengan Ibu Tien yang karismatik. Pengunjung selalu mampir toko suvenir khas Soeharto ini.





Pengunjung di Astana Giribangun juga cukup ramai. Saat detikcom menengok makam Pak Harto ada puluhan peziarah sedang mendoakan di depan nisan Pak Harto yang berada di bawah bangunan joglo dari kayu yang kokoh, sementara itu puluhan orang lainnya mengantre di depan pintu.

Pengunjung tak hanya dari masyarakat yang ingin berziarah. Para caleg yang akan berlaga di Pemilu 2014 juga mulai sowan ke makam Pak Harto.

0 komentar to “Setelah 'Isih Penak Zamanku' Muncul 'Tak Tinggal Kok Malah Rekoso' ”

Posting Komentar